Sebuah tim peneliti dari Jepang berhasil mencetak jaringan otak manusia menggunakan printer 3D. Jaringan ini, yang dibuat dari sel punca yang diprogram ulang, menunjukkan aktivitas fungsional mirip dengan jaringan otak alami. Kemajuan ini berpotensi membuka jalan bagi pengobatan inovatif untuk berbagai kondisi neurologis, termasuk kelumpuhan.
Detail Berita:
- Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Hiro Nakamura dari Tokyo Institute of Technology.
- Jaringan yang dicetak 3D mampu merespons rangsangan listrik, menunjukkan kemampuan untuk mengirimkan sinyal.
- Para peneliti menanamkan jaringan pada tikus yang lumpuh akibat cedera tulang belakang.
- Tikus yang menerima implan menunjukkan peningkatan gerakan pada kaki belakang mereka.
- Teknologi ini masih dalam tahap awal, tetapi hasilnya menjanjikan untuk pengembangan terapi sel untuk penyakit saraf.
- Jika dikembangkan lebih lanjut, teknologi ini berpotensi membantu pasien yang lumpuh akibat stroke, cedera otak, atau penyakit neurodegeneratif lainnya.
- Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti meningkatkan kompleksitas jaringan dan memastikan kompatibilitas dengan sistem saraf individu.
- Implikasi etis dari teknologi ini juga perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Dr. Sarah Jones, ahli bioetika dari University of Oxford, mengatakan bahwa penelitian ini "sangat menarik" tetapi menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut dan diskusi etis yang luas. "Teknologi ini berpotensi memiliki manfaat besar bagi pasien, tetapi kita perlu memastikan bahwa itu dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab," ujarnya.