Film live-action One Piece yang diproduksi Netflix telah memulai proses syutingnya di Afrika Selatan. Film ini digarap oleh sutradara Marc Jobst dan dibintangi oleh Iñaki Godoy sebagai Monkey D. Luffy.
Banyak penggemar yang penasaran dengan software apa yang digunakan untuk membuat film live-action One Piece ini. Berikut beberapa software yang kemungkinan besar digunakan:
1. Autodesk Maya: Software animasi 3D yang populer dan banyak digunakan untuk film Hollywood. Maya dapat digunakan untuk membuat karakter, animasi, efek visual, dan lingkungan.
2. Foundry Nuke: Software compositing yang digunakan untuk menggabungkan berbagai elemen visual menjadi satu gambar akhir. Nuke dapat digunakan untuk menambahkan efek visual, seperti CGI, grading warna, dan editing.
3. SideFX Houdini: Software efek visual yang digunakan untuk membuat efek simulasi realistis, seperti air, api, asap, dan ledakan. Houdini juga dapat digunakan untuk membuat animasi karakter dan efek visual lainnya.
4. Unreal Engine: Software game engine yang digunakan untuk membuat lingkungan 3D yang realistis dan interaktif. Unreal Engine juga dapat digunakan untuk membuat efek visual dan animasi.
5. Weta Digital: Software yang terkenal dengan efek visualnya yang luar biasa. Weta Digital telah digunakan untuk membuat efek visual film-film terkenal seperti Lord of the Rings, Avatar, dan Avengers.
Selain software-software di atas, kemungkinan besar tim produksi film live-action One Piece juga menggunakan software lainnya, seperti ZBrush, Substance Painter, dan Adobe Photoshop.
Penggunaan software-software canggih ini diharapkan dapat menghasilkan film live-action One Piece yang berkualitas tinggi dan memuaskan para penggemarnya.